Iri hati.
Kata-kata ini selalu terngiang-ngiang di kepala dan hati saya. Bagaimana tidak? Kita hidup pasti ada saat-saat dimana kita iri hati dengan apa yang orang lain miliki. Tapi permasalahannya adalah apakah iri hati itu sudah berakar dalam hati kita atau hanya sekedar perasaan manusiawi dari setiap orang?
Jika hal ini sudah menjadi akar, dapat berakibat kita akan melalukan apapun dengan segala cara untuk menyamai atau bahkan melebihi kedudukan, status, dan milik orang lain. Hal ini yang membuat hati kita rusak sehingga tidak bisa merasakan apa yang namanya bersyukur. Bagaimana kehidupan kita punya bagiannya masing-masing.
Saya pernah terpikir bahwa iri hati membuat saya merasa tertekan karna selalu berusaha membandingkan diri kita dengan orang lain. Sehingga di saat kita mendapati diri kita tidak sesuai dengan yang diharapkan, hanya perasaan kecewa yang kita dapatkan. Perasaan sakit hati ini yg terus mendendam dan membuat kita semakin terpuruk dan cemas akan kondisi diri kita saat ini.
Sehingga pada titik tertentu saya tersadar bahwa kita pasti akan mempunyai kedudukan yang sama atau bahkan lebih dari orang lain tetapi dengan cara yang berbeda. Mungkin bukan dalam 'konten' yang sama akan tetapi kita mendapatkan hasil yang serupa. Contohnya, mungkin kita iri hati dengan teman kita yang memiliki gedget baru. Bukan berarti kita akan mendapatkan gedget yang baru pula dan sama persis. Kamu bisa lihat mungkin ayah kamu baru bisa membelikan tv baru walau hanya 21inch setelah 5 tahun hanya memakai tv bekas. Hal ini sama penilaiannya bahwa kamu juga mendapatkan berkat berupa gedget baru walaupun dengan cara yang berbeda.
Saya pernah terpikir bahwa iri hati membuat saya merasa tertekan karna selalu berusaha membandingkan diri kita dengan orang lain. Sehingga di saat kita mendapati diri kita tidak sesuai dengan yang diharapkan, hanya perasaan kecewa yang kita dapatkan. Perasaan sakit hati ini yg terus mendendam dan membuat kita semakin terpuruk dan cemas akan kondisi diri kita saat ini.
Sehingga pada titik tertentu saya tersadar bahwa kita pasti akan mempunyai kedudukan yang sama atau bahkan lebih dari orang lain tetapi dengan cara yang berbeda. Mungkin bukan dalam 'konten' yang sama akan tetapi kita mendapatkan hasil yang serupa. Contohnya, mungkin kita iri hati dengan teman kita yang memiliki gedget baru. Bukan berarti kita akan mendapatkan gedget yang baru pula dan sama persis. Kamu bisa lihat mungkin ayah kamu baru bisa membelikan tv baru walau hanya 21inch setelah 5 tahun hanya memakai tv bekas. Hal ini sama penilaiannya bahwa kamu juga mendapatkan berkat berupa gedget baru walaupun dengan cara yang berbeda.
Kuncinya hanya bersyukur dengan apa yang kita miliki, jalani, dan dengan sabar menunggu hasil akhirnya. Karena setiap orang mempunyai berkatnya masing-masing yang telah disediakan oleh Tuhan.
God bless..
O.P.R.☺