Sunday, September 23, 2012

Tips Membina Rappot dan Empati yang Baik

     Dalam wawancara, kita sebagai pewawancara harus membangun suasana yang baik agar proses wawancara tersebut berjalan dengan baik dan lancar sehingga kita juga bisa mendapatkan informasi yang kita ingin ketahui. Membangun suasana sama dengan membina rapport. Membina rappot adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuat klien merasa nyaman dengan kita saat proses wawancara berlangsung.Terdapat beberapa tips-tips membina rapport dengan baik yang akan saya share buat pembaca.

1. Membangun interaksi yang baik
     Sebelum memulai proses wawancara, terlebih dahulu kita sebagai pewawancara harus memiliki inisiatif sendiri untuk membangun interaksi yang baik, hangat, dan nyaman dengan klien. Interaksi ini dapat diawali dengan senyum kepada klien, berjabat tangan, dan memberikan sambutan atau sapaan yang bersahabat dengan klien, dan juga dapat membangun percakapan kecil tentang keadaan cuaca atau lingkungan di sekitar. Interaksi awal yang baik dapat membuat kesan yang menyenangkan bagi klien. Hal ini menguntukan bagi pewawancara karena memudahkan kita sebagai pewawancara untuk menjalani proses wawancara hingga selesai. 

2. Tunjukkan ekspresi yang ramah dan menyenangkan
     Saat membangun interaksi yang baik tersebut, kita juga perlu menunjukkan ekspresi bahwa kita memiliki minat dalam melakukan wawancara. Jangan sampai saat melakukan proses wawancara, kita memperlihatkan raut wajah yang datar atau bosan sehingga membuat klien berpikir "yang wawancara aja mukanya seperti gitu, apa untungnya ikut proses wawancara ini". So, tunjukkan bahwa kita bersedia melakukan wawancara dan siap untuk menjalani prosesnya. Diperlukan juga eye contact selama menjalani proses. Hal ini dapat membuat klien berpikir bahwa kita masih memiliki kepedulian saat mendengarkan ceritanya.

3. Ikuti arah pembicaraan klien
     Saat klien menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menceritakan masalahnya, kita harus fokus mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien. Kita juga harus mengerti masalah dari cerita-cerita yang klien lontarkan. Ikuti ke mana arah pembicaraan klien. Hindari penggunaan alat gadget, seperti handphone, laptop, ipad, dan lain-lainnya yang membuat klien merasa kurang nyaman. Fokus dan pahami maksud klien, tetapi bukan berarti kita menjadi 'sok tahu' jika memang kurang memahami cerita klien.

4. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
     Yang sangat penting dari wawancara adalah komunikasi. Saat kita berkomunikasi dengan klien, yang kita gunakan adalah bahasa. Setiap orang memiliki bahasa masing-masing sesuai pemahaman mereka. Terkadang saat melakukan wawancara kita menemukan klien yang hanya berbicara dalam bahasa inggris atau bahasa indonesia biasa atau mungkin ada yang menggunakan bahasa daerah mereka. Sebaiknya kita sebagai pewawancara mengikuti bahasa yang mereka gunakan supaya mereka merasa nyaman saat berkomunikasi dengan kita.
     Selain itu, kita yang juga adalah seorang psikolog, saat berbicara dengan klien sebaiknya perhatikan tingkat pendidikan klien. Jangan sampai kita berbicara menggunakan bahasa-bahasa psikologi padahal klien adalah orang teknik.

     Setelah dapat membina rapport dengan baik, kita juga sebagai pewawancara harus memiliki empati dalam mendengarkan setiap ungkapan atau kata yang dikeluarkan oleh klien. Dengan berempati, kita dapat mengerti dan memahami setiap masalah yang dihadapi oleh klien tersebut sehingga dapat memudahkan kita untuk membantu mereka dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam berempati, kita perlu merasakan ada yang dirasakan oleh klien saat bercerita. Merasakan apa yang dirasakan klien di sini maksudnya bukan berarti kita juga harus mengalami apa yang klien alami. Hayati setiap pengalaman dan perasaan yang klien ungkapkan. Coba terima dan pahami setiap cerita klien. Tetapi JANGAN buat penilaian atau judgement dari setiap cerita yang diungkapkan oleh klien. Fokuskan diri kita setiap saat pada klien adalah kunci di mana kita bisa berempati terhadap klien.


O.P.R.☺

Tuesday, September 4, 2012

Bagaimana sih keterampilan menjadi pewawancara yang baik?


     Pertama-tama kita harus mengetahui apa sih arti dari wawancara itu sendiri? Menurut saya pribadi (persepsi saya melalui pengalaman-pengalaman yang dilihat dari televisi ataupun media lain), wawancara itu merupakan proses untuk mendapatkan informasi yang ingin diketahui yang didapatkan langsung dari narasumbernya sendiri berdasarkan area-area yang ingin kita ketahui. Wawancara seperti yang kita lihat di televisi, pewawancara berusaha untuk mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber sesuai dengan kasus yang sedang dibahas. Wawancara juga dilakukan di perusahaan-perusahaan kepada calon-calon pekerja yang akan masuk ke dalam perusahaan tersebut. Wawancara atau sering dikenal dengan interview yang dilakukan di perusahaan adalah untuk mengetahui informasi yang lebih mendalam dari hasil tes tertulis peserta. Selain untuk perusahaan, wawancara juga dapat dilakukan dalam proses seleksi masuk sekolah. 

     Dalam mata kuliah teknik wawancara yang sedang saya jalani saat ini, saya diberikan tugas oleh bu Henny di mana saya dan kelompok saya harus mewawancarai salah satu psikolog yang ada di Indonesia. Saat mendapatkan tugas ini, saya sempat berpikir "mewawancarai psikolog? apa yang harus saya tanyakan?" Yang ada dalam pikiran saya saat itu adalah berbicara dengan psikolog harus mampu memahami bahasa 'psikologi' yang notabene mempunyai bahasa tingkat tinggi. Meskipun saya berkuliah di fakultas psikologi juga, tetapi wawancara merupakan pengalaman pertama saya. Bertanya sering saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari, namun bertanya hal-hal yang ingin saya ketahui berupa informasi-informasi penting berdasarkan konteks tertentu merupakan hal yang baru bagi saya. Dari pemikiran inilah saya berusaha untuk membangun rapport yang baik dengan psikolog tersebut dan dengan bantuan dari teman-teman kelompok saya juga. Beruntung, psikolog yang saya wawancarai mengerti dan paham situasi yang saya hadapi sehingga rapport dapat dibangun dengan mudah. Dalam proses wawancara  tersebut, akhirnya saya menemukan banyak hal untuk menjadi pewawancara yang baik, contohnya adalah berusaha menjadi pendengar yang baik dan kita sebagai pewawancara harus memiliki pemikiran yang terbuka untuk menanyakan hal-hal yang lebih spesifik sesuai dengan konteks pertanyaan dan tidak hanya terpaku pada panduan pertanyaan yang telah disediakan. Kita juga harus memiliki wawasan yang luas agar dapat memahami jawaban-jawaban yang diberikan oleh narasumber.


     Adanya pembinaan rapport (pendekatan untuk membangun kepercayaan antara pewawancara dan narasumber, serta membentuk komunikasi yang nyaman bagi narasumber) sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan valid dari narasumber. Setelah rapport telah terbentuk maka proses wawancara akan berjalan dengan baik. Dalam melakukan wawancara kita juga harus paham posisi kita sebagai 'penanya'. Jangan sampai karena tidak menyetujui pernyataan narasumber, kita sampai memberikan pendapat juga sehingga terjadi perdebatan.


     Wawancara itu berbeda dengan percakapan biasa, sifatnya lebih formal. Dalam wawancara, kita lebih membicarakan fakta dibandingkan hanya rumor yang beredar saja. Dalam konteks psikologi, wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dari masalah-masalah yang dihadapi oleh klien Setelah kita mendapatkan informasi yang dianggap penting, proses selanjutnya adalah treatment yang dilakukan kepada klien. Treatment yang dilakukan dalam psikologi ada dua bentuk, yaitu konseling dan psikoterapi. Keduanya ini berfokus pada membantu klien untuk menyelesaikan masalah sehari-hari mereka, entah itu masalah kepribadian atau masalah perilaku. Diperlukan tenaga-tenaga ahli dan profesional dalam melakukan konseling dan psikoterapi, seperti psikolog dan psikiater.


O.P.R.

Monday, September 3, 2012

Pengaruh Media Terhadap Perkembangan Kognitif Anak


     Di zaman modern ini, begitu banyak media yang telah mengambil peran penting dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi yang semakin canggih membuat manusia dapat mencari informasi dari berbagai media di mana saja. Koran, televisi, majalah, radio, bahkan handphone sendiri pun dapat menjadi media informasi yang sering digunakan. Dengan semakin canggihnya alat-alat elektronik ini dapat mempengaruhi kognitif seseorang. Teknologi yang canggih ini semakin memudahkan seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Anak-anak yang hidup pada zaman modern ini pun kebanyakan pemikirannya semakin canggih dibandingkan orangtuanya sendiri. Mereka lebih tanggap akan informasi-informasi yang diserapnya dan lebih cepat menguasai teknologi-teknologi tersebut. 


     Perkembangan kognitif anak ini sebagian besar dipengaruhi dengan media-media yang semakin berkembang. Sekarang telah marak anak SD pun sudah memiliki handphone. Mereka merasa jika tidak memiliki alat tersebut akan ketinggalan zaman. Pemikiran anak yang seperti ini semakin meyakinkan bahwa media sangat mempunyai andil yang besar dalam kehidupan manusia. Namun, berkembang pesatnya teknologi ini juga mempunyai dampak-dampak yang negatif bagi anak. Contohnya, jika anak SD telah memiliki memiliki handphone, kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah akan terganggu karena perhatian mereka tersita hanya untuk memperhatikan handphone


     Apa dampak yang ditimbulkan media bagi perkembangan kognitif anak?
     Media juga dapat membawa dampak buruk bagi perkembangan kognitif anak. Anak yang sering menghabiskan waktunya untuk menonton TV akan banyak meniru perilaku-perilaku model dalam TV. Tayangan kekerasan dan tindakan agresif dapat memberi contoh yang buruk bagi anak. Anak yang pembelajarannya melalui observasi akan meniru perilaku yang ada dalam TV. Penggunaan komputer dan internet juga telah banyak digunakan pada zaman modern. Kebanyakan sekolah telah menyediakan komputer dan akses internet dalam ruang pengajaran mereka. Menurut Day, Janus, & Davis (2005); DeBell & Chapman (2006), pada tahun 2003, sekitar 91% anak dan remaja AS telah menggunakan komputer di rumah maupun di sekolah dan sekitar 59% menggunakan internet. Papalia, Olds, & Feldman (2009)[1juga menjelaskan bahwa kemampuan dalam menggunakan komputer untuk menavigasikan World Wide Web membuka peluang baru untuk pengajaran individual, komunikasi secara global, dan awal pelatihan kemampuan penelitian yang independen. 


     Dampak positif dari perkembangan teknologi juga banyak dapat kita lihat. Dalam pengerjaan tugas, anak lebih mudah untuk mencari bahan-bahan di internet jika kurang mendapat informasi. Internet juga dapat menjadi tempat anak menuangkan kreativitasnya, mengeluarkan kreasi-kreasi dengan menghasilkan program-program educative bagi orang lain, seperti pembuatan permainan atau game-game online. TV juga dapat memberikan program-program educative bagi anak dengan mengajak anak belajar dan bermain melalui tayangan-tayangan yang berpendidikan.


     Dengan masalah yang seperti ini, dibutuhkan perhatian khusus bagi orangtua dalam mengontrol perilaku-perilaku anak-anak mereka. Tidak disarankan juga orangtua untuk membatasi ruang gerak anak untuk berkreasi. Karena semakin anak dibatasi, semakin besar rasa penasaran anak untuk mencoba sesuatu yang menurut mereka baru. Jika hal itu terjadi, anak akan memenuhi rasa penasarannya dengan melakukan praktek-praktek nyata di luar pengawasan orangtua. 

     Jadi, solusi yang terbaik dalam mengatasi penyalahgunaan teknologi, yaitu dibutuhkan komunikasi yang selalu dibangun dengan harmonis dalam keluarga. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang di dalamnya orang-orang berperan aktif dalam mengeluarkan pendapat dan mencari solusi dari permasalahan. Orangtua juga perlu menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran anak sehingga tidak terjadi misunderstanding antara mereka. Kepercayaan orangtua juga diperlukan agar anak tidak merasa tertekan dengan kemauan orangtua yang sering kali banyak menuntut anak untuk melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

O.P.R.

Saturday, September 1, 2012

Blogger

     Blog? Tidak pernah terpikirkan dalam otak saya untuk membuat blog. Dalam pikiran saya blog itu sama saja dengan diary, tapi bentuknya online dan bisa dishare ke orang". Diary dipublikasikan? Bukan diary lagi dong namanya kalo gitu. Diary itu kan untuk pribadi, privasi kita masing-masing. Tapi ternyata pikiran saya salah. Blog itu ternyata bisa juga bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang" yang ingin membacanya. Blog juga ternyata bisa menjadi tempat untuk membagi pengalaman dan informasi yang baik. Selain itu, kita juga bisa mengasah kemampuan menulis kita dan mengembangkan kreativitas kita melalui blog ini. Jadi, buat kalian yang membaca blog saya, saya berharap melalui blog ini saya bisa membagi pengalaman saya yang entah itu fun, menyedihkan, atau bisa menjadi pengalaman hidup buat kalian.

     Pertama-tama melalui blog ini, saya mau memperkenalkan diri dulu. Nama saya Olga Patricia Ritung. Kalian bisa panggil saya Olga :) Saya adalah seorang wanita dengan usia yang sebentar lagi akan meninggalkan masa" remaja. Saat ini saya adalah mahasiswa semester 5 yang terdaftar di salah satu universitas di Jakarta. Yah kalo diberi jalan, saya lulus 2 tahun lagi. AMIIIIIINN! :D Saya mengambil jurusan Psikologi. Saat mengambil jurusan ini, keluarga saya selalu bilang sama saya, "kamu bisa baca orang dong?". Bingungnya, emang orang bisa dibaca yah? Kayak buku aja hahaha. Padahal secara psikologi *ciee mulai berat nih bahasanya :D* yang dibaca kan bukan orangnya tapi perilakunya :) *kembali ke awal*. Masa" sulit banyak dilewati saat memulai awal semester di bangku perkuliahan. Dengan tempat tinggal yang berada nan jauh di mato #lebay hahaha (baca aja Bekasi) dan tempat kuliah di Jakarta, rasa tidak betah itu selalu ada. Apalagi dengan title ibukota  sebagai kota "MACET", hal itu selalu saya hadapi tiap saat. Tinggal jauh dari orangtua sering membuat saya homesick! Itu yang paling saya benci.

     Oh iya! Saya asli dari Makassar, Sulawesi Selatan (yang terkenal dengan Coto, Pisang Ijo, Pangsit Ba**, Nyuk nyang, Pallubassa, Konro, dan kawan" #nyaam). Saya lahir di Makassar, tapi sempat tinggal di Ambon. Semenjak kerusuhan Ambon tahun 199- (ga tau tahun pastinya hehe) saya pindah ke Makassar lagi dan tinggal di sana sampai lulus SMA. Makassar itu panasnya tingkat mahabrata. Maklumlah pinggir pantai. Di sana juga terkenal dengan makanan seafoodnya. Ikannya masih segar loh! Kalian skali" perlu mengunjungi kota kelahiran saya :) Dijamin ga bakal rugi deh. Palingan kalo balik ke kota masing" jadi gendut (banyak makanan di sana soalnya hahaha).Di Makassar saya memiliki sahabat" yang selalu ada buat saya. Kalo sudah jalan sama mereka" ini, kegilaan pun mulai terjadi. Tidak pusing mau ada di mana pun. Kalo udah ketawa aja kayak orang mau perang hahaha. Tapi tanpa mereka hidup itu FLAT -------- :)

     Hhhmm saya ga tau mau nulis apa lagi nih. Sebenarnya masih banyak sih yang mau diceritain tapi karna limited edition #aseek jadi mungkin sampai sini aja dulu kali yah :) Semoga kalian suka dan senang membaca blog saya. Terima Kasih.

O.P.R☺