Monday, September 3, 2012

Pengaruh Media Terhadap Perkembangan Kognitif Anak


     Di zaman modern ini, begitu banyak media yang telah mengambil peran penting dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi yang semakin canggih membuat manusia dapat mencari informasi dari berbagai media di mana saja. Koran, televisi, majalah, radio, bahkan handphone sendiri pun dapat menjadi media informasi yang sering digunakan. Dengan semakin canggihnya alat-alat elektronik ini dapat mempengaruhi kognitif seseorang. Teknologi yang canggih ini semakin memudahkan seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Anak-anak yang hidup pada zaman modern ini pun kebanyakan pemikirannya semakin canggih dibandingkan orangtuanya sendiri. Mereka lebih tanggap akan informasi-informasi yang diserapnya dan lebih cepat menguasai teknologi-teknologi tersebut. 


     Perkembangan kognitif anak ini sebagian besar dipengaruhi dengan media-media yang semakin berkembang. Sekarang telah marak anak SD pun sudah memiliki handphone. Mereka merasa jika tidak memiliki alat tersebut akan ketinggalan zaman. Pemikiran anak yang seperti ini semakin meyakinkan bahwa media sangat mempunyai andil yang besar dalam kehidupan manusia. Namun, berkembang pesatnya teknologi ini juga mempunyai dampak-dampak yang negatif bagi anak. Contohnya, jika anak SD telah memiliki memiliki handphone, kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah akan terganggu karena perhatian mereka tersita hanya untuk memperhatikan handphone


     Apa dampak yang ditimbulkan media bagi perkembangan kognitif anak?
     Media juga dapat membawa dampak buruk bagi perkembangan kognitif anak. Anak yang sering menghabiskan waktunya untuk menonton TV akan banyak meniru perilaku-perilaku model dalam TV. Tayangan kekerasan dan tindakan agresif dapat memberi contoh yang buruk bagi anak. Anak yang pembelajarannya melalui observasi akan meniru perilaku yang ada dalam TV. Penggunaan komputer dan internet juga telah banyak digunakan pada zaman modern. Kebanyakan sekolah telah menyediakan komputer dan akses internet dalam ruang pengajaran mereka. Menurut Day, Janus, & Davis (2005); DeBell & Chapman (2006), pada tahun 2003, sekitar 91% anak dan remaja AS telah menggunakan komputer di rumah maupun di sekolah dan sekitar 59% menggunakan internet. Papalia, Olds, & Feldman (2009)[1juga menjelaskan bahwa kemampuan dalam menggunakan komputer untuk menavigasikan World Wide Web membuka peluang baru untuk pengajaran individual, komunikasi secara global, dan awal pelatihan kemampuan penelitian yang independen. 


     Dampak positif dari perkembangan teknologi juga banyak dapat kita lihat. Dalam pengerjaan tugas, anak lebih mudah untuk mencari bahan-bahan di internet jika kurang mendapat informasi. Internet juga dapat menjadi tempat anak menuangkan kreativitasnya, mengeluarkan kreasi-kreasi dengan menghasilkan program-program educative bagi orang lain, seperti pembuatan permainan atau game-game online. TV juga dapat memberikan program-program educative bagi anak dengan mengajak anak belajar dan bermain melalui tayangan-tayangan yang berpendidikan.


     Dengan masalah yang seperti ini, dibutuhkan perhatian khusus bagi orangtua dalam mengontrol perilaku-perilaku anak-anak mereka. Tidak disarankan juga orangtua untuk membatasi ruang gerak anak untuk berkreasi. Karena semakin anak dibatasi, semakin besar rasa penasaran anak untuk mencoba sesuatu yang menurut mereka baru. Jika hal itu terjadi, anak akan memenuhi rasa penasarannya dengan melakukan praktek-praktek nyata di luar pengawasan orangtua. 

     Jadi, solusi yang terbaik dalam mengatasi penyalahgunaan teknologi, yaitu dibutuhkan komunikasi yang selalu dibangun dengan harmonis dalam keluarga. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang di dalamnya orang-orang berperan aktif dalam mengeluarkan pendapat dan mencari solusi dari permasalahan. Orangtua juga perlu menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran anak sehingga tidak terjadi misunderstanding antara mereka. Kepercayaan orangtua juga diperlukan agar anak tidak merasa tertekan dengan kemauan orangtua yang sering kali banyak menuntut anak untuk melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

O.P.R.

No comments:

Post a Comment